Ciputat (MKNews)- Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus menunjukkan komitmennya dalam membentuk generasi muda yang mandiri, adaptif, dan profesional.
Melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora), Tangsel kini mulai mengakselerasi pengembangan ekosistem pemuda lewat Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP).
Kepala Bidang Kepemudaan Dispora Tangsel, Deden Umaidi mengatakan, FKP kini menjadi salah satu gerbong kepemudaan yang dibina langsung oleh Dispora Tangsel dan dirancang sebagai mesin penggerak kemandirian ekonomi anak muda.
“FKP itu bukan forum diskusi biasa. Ini adalah ruang bagi anak muda yang melahirkan ide-ide bisnis, membangun usaha, saling bersinergi dan menjadi pelaku ekonomi yang tangguh,” ujar Deden dalam acara Pelantikan Pengurus FKP di Aula Blandongan, Puspemkot Tangsel.
Deden menegaskan bahwa pemuda tidak bisa hanya mengandalkan program-program dari pemerintah. Perlu keberanian untuk menjalin kolaborasi, merangkul sektor swasta, dan memulai inisiatif dari bawah.
Ia menekankan, FKP berbeda dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) karena secara khusus dibentuk sebagai wadah pembinaan kewirausahaan pemuda sesuai amant undang-undang.
FKP memiliki tujuan yang spesifik: melahirkan generasi muda yang mandiri secara ekonomi, adaptif terhadap zaman, dan profesional dalam karya.
“FKP itu jelas berbeda dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HiPMI). FKP ada dalam Undang-undang, fokusnya membina wirausaha muda usia 16 sampai 30 tahun. Ini harus terus disosialisasikan agar tidak terjadi salah paham di lapangan,” jelasnya.
Menurutnya, FKP harus menjadi ruang aktualisasi bukan sekadar forum pertemuan, tapi tempat melahirkan langkah konkret kewirausahaan muda.
Dalam perjalanannya, Dispora Tangsel juga akan memperkuat peran Duta Pemuda—sebuah konsep yang telah berhasil diterapkan di kota-kota seperti Makassar dan Yogyakarta.
Duta Pemuda Tangsel nantinya akan diisi oleh sosok-sosok muda yang inspiratif dan menjadi penghubung aktif antara pemuda dan pemerintah kota.
“Saya tidak ingin hanya membuat forum-forum simbolis. Kita perlu ruang nyata, ruang berkarya. Bukan hanya tempat ngobrol, tapi melahirkan ide dan aksi,” kata dia. (hms/red).