Lebak (MKNews)-Enam tahun lalu pohon durian Sangkanwangi 1 ditanam di lahan seluas tujuh hektare di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Durian Sangkanwangi 1 itu pada tahun ini kembali berbuah dan dipastikan Desember 2023 sudah bisa aaaaadipanen.
Buah durian Sangkanwangi 1 hasil okulasi dari plasma nuftah induknya durian lokal dan kini sudah terdaftar di Kementerian Pertanian Republik Indonesia tahun 2018.
Pendaftaran durian Sangkanwangi 1 melalui pengajuan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya setelah hasil penelitian dari Dinas Pertanian Banten, Badan Pengawas Sertifikasi Benih (BPSB) Banten juga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Pengembangan durian lokal Sangkanwangi 1 sebagai varietas benih unggul berlabel biru bisa dikembangkan di wilayah Banten dan Jawa Barat.
Namun, saat ini, durian Sangkanwangi 1 sudah dikembangkan petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak.
Kemungkinan besar panen buah durian Sangkanwangi 1 dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat setempat, sehingga mampu mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
Durian unggul itu untuk satu pohon sebanyak 30 buah dan dijual satuan rata-rata Rp200 ribu per buah, sehingga penghasilan per pohon Rp 6 juta.
Apabila, masyarakat memiliki 20 batang pohon durian maka dapat uang Rp120 juta.
Keunggulan durian Sangkanwangi 1 rasanya manis, beraroma dan legit dengan berat rata-rata 3 kg, dan kualitasnya tidak kalah dengan durian impor.
“Kami meyakini pendapatan budi daya tanaman durian Sangkanwangi 1 bisa sejahterakan kehidupan petani hortikultura,” kata Ketua Kelompok Tani Desa Sangkanwangi, Kabupaten Lebak, Hendi Suhendi kepada wartawan, kemarin.
Hendi mengatakan, dirinya pertama kali mengembangkan durian Sangkanwangi 1 dengan sistem okulasi dari plasma nuftah tanaman induknya durian lokal itu, karena merasa terpanggil karena Kabupaten Lebak memiliki puluhan jenis durian lokal, namun tidak memiliki varietas unggul.
Berawal dari itu, ia mencoba memproduksi penangkaran benih varietas durian unggul Sangkanwangi 1 hingga ribuan benih.
Benih varietas unggul durian Sangkanwangi 1 kini sudah dikembangkan di masyarakat guna mendukung sektor pariwisata dan peningkatan ekonomi masyarakat di daerah itu.
Saat ini, satu-satunya benih varietas unggul berlabel biru buah durian Sangkanwangi 1 menjadi tanaman hortikultura di Kabupaten Lebak sebagai andalan pendapatan ekonomi masyarakat.
Wilayah Kabupaten Lebak begitu luas dan sekitar 85 persen lahan darat, sehingga berpotensi dikembangkan tanaman hortikultura tersebut.
“Kami merasa bangga setelah berbuah durian Sangkanwangi I banyak permintaan, termasuk pengiriman 100 buah ke Istana Negara,” kata Hendi.
Menurut dia, dirinya juga mengembangkan benih unggul lainnya dengan sistem teknologi ‘ top working” untuk meningkatkan mutu perbaikan buah durian agar memiliki kualitas dan berdaya saing sehingga menguntungkan pendapatan petani.
Saat ini, petani durian di Kecamatan Leuwidamar cukup terkenal dengan jenis durian nasional, di antaranya varietas unggul montong, durian otong, durian si radio, durian hepi, durian bawor dan durian matahari.
Hendi yang sudah dua kali menerima penghargaan sebagai petani berprestasi tingkat nasional pada tahun 2007 oleh Menteri Pertanian Anton Apriyanto dan terakhir tahun 2020 oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, selain mengembangkan varietas unggul durian juga rambutan tengkue.
Bahkan, dirinya satu-satunya di Indonesia yang mampu menciptakan varietas benih unggul buah rambutan tengkue asal Banten.
Sebab, tingkat kesulitan penerapan okulasi rambutan tengkue cukup tinggi dan dibutuhkan waktu dan ketelatenan.
Saat ini, kata dia, dirinya mengembangkan benih rambutan tengkue varietas unggul berlabel biru hingga 10.000 benih per tahun.
Benih rambutan tengkue itu dijual ke berbagai daerah di Banten dan Jawa Barat dengan harga kisaran Rp15-30 ribu/ benih.
“Kami memiliki pohon induk rambutan tengkue dan sudah memiliki sertifikasi dari BPSB Banten, sehingga bisa mengembangkan pembenihan itu,” katanya menjelaskan.
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan kelompok tani Desa Sangkanwangi, Kecamatan Leuwidamar, mampu mengembangkan durian varietas Sangkanwangi 1 dan rambutan tengkue hasil perkawinan dari pohon induknya dengan okulasi dan kini menjadi benih unggul varietas berlabel biru.
Saat ini, Kabupaten Lebak menjadikan daerah sentra durian Sangkanwangi 1 dan rambutan tengkue yang memiliki mutu dan kualitas.
“Kami mengapresiasi buah rambutan tengkue kini ekspor ke Timur Tengah dan ditargetkan durian Sangkanwangi 1 menembus ke luar negeri,” katanya menjelaskan.
Ia menyebutkan, saat ini, petani yang mengembangkan durian unggul tersebar di Kecamatan Leuwidamar, Sobang, Muncang, Bojongmanik, Cirinten, dan Gunungkencana.
Daerah itu setiap tahun sebagai sentra penghasil durian terbesar di Banten dan dipasok ke Tangerang, Bogor, Bandung hingga Jakarta.
“Kami minta petani berinovasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas varietas karena memiliki nilai jual tinggi di pasaran,sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat,” ujarnya. (ko/red).