Salat Idul Adha di Masjid At-Taqwa Perumahan Pakujaya Permai Berlangsung Khidmat

oleh
Ustad Drs H Syamsul Bahri saat berada di atas mimbar

Tangsel (MKNews)-Pelaksanaan Shalat Idul Adha 1445 Hijriah di Masjid At-Taqwa, Perumahan Pakujaya, Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan pada, Senin (17/6), berlangsung khidmat.

Sejak pukul 06.00 WIB jamaah mulai berdatangan dan memenuhi shaf yang telah disediakan pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) masjid Jami’ At-Taqwa.

Jamaah yang datang membeludak hingga di halaman masjid. Jamaah tersebut terdiri dari anak-anak, remaja dan orang tua.

Shalat Idul Adha dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Adapun yang bertindak sebagai Imam dan khatib Ustadz Drs. H. Syamsul Bahri. Terlihat hadir, Ketua DKM Masjid Jami’ At-Taqwa, Drs. H. Jazuli Mukhtar, M.M. Wakil Ketua DKM H. Munjeri dan sujumlah tokoh masyarakat yang ada di Perumahan Pakujaya Permai.

Ustad Drs.H. Syamsul Bahri dalam kutbahnya yang berjudul ketokohan dan  ketangguhan seorang wanita” yakni ibunda Siti Hajar. Beliau mengungkapkan, bahwa Nabi Ibrahim  mendapat tanggungjawab yang amat besar untuk melestarikan syariat Allah yang berupa pelaksanaan sholat, semenjak Nabi Ibrahim  hingga dilestarikan oleh kita umat Islam, sebagai umatnya Nabi Besar Muhammad SAW, maka kita abadikan dalam shalat ketika membaca sholawat nabi Muhammad SAW kita bersholawat juga kepada nabi Ibrahim AS.

Pada massa kehidupan Nabi Ibrahim, sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam surah Ibrahim ayat    36. Sebagai bentuk kegalauan dan kerisauan Nabi Ibrahim, karena masyarakat saat itu lebih condong menyembah pada berhala.

Maka, Lanjut Ustad Syamsul Bahri, Nabi Ibrahim yang bertempat tinggal di Palestina menuju ke arah selatan, bersama Siti Hajar dan putranya yakni Ismail AS. yang masih menyusu dan ketemulah di sebuah lembah yang kering kerontang.

Pada era Rasulullah, tempat yang menjadi rumah Siti Hajar itu adalah dekat Baitullah. Pada bagian atas sumur Zamzam dan Masjidil Haram . Siti Hajar dibawa Nabi Ibrahim ke sana, di lokasi itu ada pohon Dauhah. Di sisi pohon itulah Siti Hajar tinggal bersama bayi Ismail. Pada saat itu di Mekkah belum ada ditinggali manusia. Wilayah itu tandus. Tak ada mata air. Nabi Ibrahim meninggalkan mereka berdua dengan hanya berbekal tempat makanan yang berisi kurma dan gentong berisi air. Baca Juga Kisah Nabi Ibrahim Mengajarkan Agama Tauhid. Tatkala Nabi Ibrahim berniat pergi, Siti Hajar mengikutinya sambil berkata, “Hai Ibrahim, hendak ke mana? Engkau meninggalkan kami di lembah yang tiada teman atau apa pun?” Siti Hajar memberondongnya dengan pertanyaan seperti itu berkali-kali. Namun, Ibrahim bergeming. Memandang Siti Hajar pun tidak. Dia cuek.

“Apakah Allah telah menyuruhmu berbuat demikian?” Siti Hajar bertanya. “Benar,” jawab Ibrahim. “Jika demikian, maka Dia tidak akan menelantarkan kami,” ujar Siti Hajar.

Kemudian, Siti Hajar pun kembali ke tempat semula. Ibrahim melanjutkan langkahnya hingga sampai di Tsaniah. Nabi Ibrahim pun menghadapkan wajahnya ke Baitullah seraya mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki pepohonan, yaitu di sisi Rumah-Mu yang suci. Robbij’alli muqiimassholatii wamin dzurriyyatii robbanaa wataqobbal du’aa(red)).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.